Langsung ke konten utama

Nyeri pinggang mempengaruhi 540 juta orang di seluruh dunia, tetapi terlalu banyak pasien yang menerima perawatan yang salah


Kejadian nyeri punggung bawah telah meningkat secara dramatis dalam beberapa tahun terakhir dan sekarang menjadi penyebab utama disabilitas baik secara global maupun nasional (di Indonesia).


31 peneliti nyeri pinggang terkemuka di dunia mempublikasikan artikel di jurnal The Lancet, dan mengatakan bahwa banyak salah penanganan maupun informasi terkait nyeri pinggang dalam skala besar. 

Studi di negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah dan berasimilasi di negara-negara berpenghasilan tinggi menunjukkan bahwa perawatan kesehatan pada nyeri pinggang kadang-kadang dapat menimbulkan konsekuensi berbahaya. 

Mereka menemukan ada ketergantungan berlebihan pada scan, operasi dan resep opioid untuk mengobati masalah yang dapat ditangani dengan lebih efektif melalui manajemen diri dan terapi fisik dan psikologis yang kurang invasif dan lebih aman. 

Professor Rachelle Buchbinder, salah satu penulis artikel tersebut mengatakan, “Praktisi kesehatan ingin melakukan yang terbaik untuk pasien mereka. Tetapi mereka sering percaya pada perawatan yang bahkan ketika bukti menunjukkan mereka tidak bekerja. ”

Peneliti dan penulis lainnya, seperti Professor Chris Maher juga mengatakan bahwa, "kita membutuhkan akses yang lebih baik, pendekatan yang lebih murah untuk menangani nyeri pinggang seperti edukasi/pendidikan untuk pasien dan olahraga, yang bisa menggantikan perawatan berbahaya yang mahal."

Tentu hal diatas akan sangat kontradiktif dengan realita yang ada sekarang ini, khususnya pada sistem pelayanan kesehatan di Indonesia, yang pada umumnya mengharuskan masyarakat mengikuti prosedur, tes, maupun perawatan yang membuang-buang waktu, uang dan berpotensi bahaya. 

Banyak tips-tips sederhana yang murah meriah dan aman yang bisa dilakukan masyarakat untuk mencoba mengatasi kondisi nyeri pinggang yang dialami. (Baca disini)

Salam sehat,

EBP-Team







Komentar

Postingan populer dari blog ini

Apakah gerakan membungkuk berbahaya untuk kondisi nyeri pinggang yang saya alami?

Faktor ergonomi menjadi salah satu faktor pertimbangan dalam manajemen nyeri punggung, sebagai contoh angkat-angkut barang. Akan tetapi, faktor ergonomi terlalu dilihat berlebihan ( overlap ). Contoh yang umum terjadi yaitu apabila anda mempunyai keluhan nyeri punggung maka anda tidak diperbolehkan angkat-angkut barang dengan cara membungkuk, dan diharuskan dengan cara berjongkok. Bagaimana dengan bukti yang ada? Tidak ada bukti yang kuat bahwa angkat-angkut barang dengan cara membungkuk dapat memperparah nyeri punggung atau mencederai punggung. Tidak ada bukti bahwa angkat-angkut barang dengan berjongkok ( squat lifting ) lebih aman/ergonomis dibanding dengan membungkuk ( stoop lifting ). Berdasarkan studi yang telah dilakukan oleh Dreischarf dkk menunjukkan bahwa secara in vivo, tidak ada perbedaan beban tulang belakang ( spinal loads ) antara stoop lifting dan squat lifting . Pada studi lain, Coenen dkk meneliti pengaruh abdominal bracing terhadap aktivitas otot-otot trunk...

Mitos & Fakta Mengenai Angkat-Angkut Barang

Pemikiran Baru Tentang Nyeri Punggung Non-Traumatik