Langsung ke konten utama

Tulang punggung anda sangat kokoh, kuat dan stabil!


Pernahkan anda mendengar istilah "core stability exercise" atau "core strengthening exercise"?

Istilah "core stability exercise" (CSE) mungkin sudah tidak asing kita dengar dalam manajemen nyeri pinggang. Beberapa alasan CSE digunakan sebagai "modal" mengatasi nyeri pinggang antara lain:
- beberapa otot core/inti (transversus abdominis, multifidus, diafragma, otot dasar panggul) dipercaya berperan utama dalam memberikan stabilitas tulang belakang dan bekerja secara independent dibanding otot-otot lain
- kelemahan otot-otot abdominal dapat menyebabkan nyeri punggung bawah
- latihan penguatan otot-otot perut &/ punggung dapat mengurangi nyeri pinggang
- mempunyai otot-otot core yang kuat dapat mencegah nyeri pinggang
- nyeri pinggang dikaitkan dengan tidak adekuatnya stabilitas tulang belakang

Dari penjelasan diatas, ada hal yang menarik untuk kita bahas yaitu memahami istilah "stability" (core stability exercise) dan "strengthening" (core strengthening exercise).
- Apa yang dipersepsikan oleh pasien ketika fisioterapis menjelaskan (edukasi) latihan core stability/strengthening untuk mengurangi keluhan nyeri pinggang?

Asumsi saya: 1) ketika anda mengatakan kepada saya bahwa saya perlu melakukan latihan stabilitas (stability), saya mungkin akan mempersepsikan bahwa tulang belakang saya tidak stabil (unstable) sehingga menyebabkan nyeri pinggang. 2) ketika anda mengatakan kepada saya bahwa saya perlu melakukan latihan penguatan (strengthening), mungkin saya akan mempersepsikan bahwa saya mempunyai otot-otot tulang belakang yang lemah (weak) sehingga menyebabkan nyeri pinggang.

Apakah pasien juga akan mempersepsikan hal yang sama seperti yang saya asumsikan? (mungkin ya, mungkin tidak). Tapi merujuk pada studi yang telah dilakukan oleh Brooke Nickel dkk, berkaitan dengan terminologi di klinis, menunjukkan bahwa terminologi (istilah) yang kita gunakan di klinis dapat mempengaruhi preferensi manajemen dan pola psikologis pasien (yang kemudian akan terkait dengan negative beliefs).

Banyak asumsi mengenai core stability bahwa latihan core stability dapat mencegah nyeri pinggang maupun mengurangi nyeri pinggang. Akan tetapi beberapa bukti penelitian mungkin banyak berlawanan dengan hipotesis tersebut.
Pada saat aktivitas berjalan / berdiri, otot-otot tulang belakang justru teraktivasi minimal ( rectus abdominis 2% MVC (Maximal Voluntary Contraction) , external oblique 5% MVC), apabila diberikan beban pada tulang belakang sebanyak 32 kg, aktivitas ko-kontraksi otot fleksor dan ekstensor tulang belakang diperkirakan hanya meningkat sebesar 1-3%. Pada kondisi nyeri pinggang diperkirakan adanya peningkatan hanya  2,5% MVC. Selama aktivitas membungkuk dan angkat-angkut, peningkatan ko-kontraksi otot hanya sekitar 1,5% MVC, sehingga hal ini menjadi sangat menarik bahwa apabila dengan tingkat ko-kontraksi rendah (low level of co-contraction) sudah bisa membantu aktivitas fungsional, kenapa pada kondisi nyeri pinggang selalu dianjurkan untuk latihan penguatan? 

Pada kenyataannya bahwa banyak bukti penelitian menunjukkan latihan core stability/strengthening tidak lebih efektif dibanding dengan latihan punggung pada umumnya (general exercise). Beberapa studi juga menunjukkan bahwa nyeri pinggang tidak selalu terkait dengan kelemahan/delayed activity otot-otot core, sebaliknya kondisi nyeri pinggang tidak jarang ditemui adanya ko-kontraksi secara berlebihan pada otot-otot tulang belakang. Yang tidak kalah penting bahwa, penggunaan terminologi/istilah dalam klinis juga mempengaruhi hasil manajamen nyeri pinggang, sehingga hal ini diharapkan untuk semua praktisi kesehatan (khususnya fisioterapis) menggunakan terminologi/istilah yang tidak berpotensi menyebabkan negative beliefs.


Salam sehat,

Firmansyah Purwanto
Physiotherapist



Referensi:
1. Nickel et al. Words do matter: a systematic review on how different terminology for the same condition influences management preferences. BMJ Open. 2017; 7(7):e014129.
2. Lederman. The myth of core stability. JBMT. 2010; 14(1):84-98

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Apakah gerakan membungkuk berbahaya untuk kondisi nyeri pinggang yang saya alami?

Faktor ergonomi menjadi salah satu faktor pertimbangan dalam manajemen nyeri punggung, sebagai contoh angkat-angkut barang. Akan tetapi, faktor ergonomi terlalu dilihat berlebihan ( overlap ). Contoh yang umum terjadi yaitu apabila anda mempunyai keluhan nyeri punggung maka anda tidak diperbolehkan angkat-angkut barang dengan cara membungkuk, dan diharuskan dengan cara berjongkok. Bagaimana dengan bukti yang ada? Tidak ada bukti yang kuat bahwa angkat-angkut barang dengan cara membungkuk dapat memperparah nyeri punggung atau mencederai punggung. Tidak ada bukti bahwa angkat-angkut barang dengan berjongkok ( squat lifting ) lebih aman/ergonomis dibanding dengan membungkuk ( stoop lifting ). Berdasarkan studi yang telah dilakukan oleh Dreischarf dkk menunjukkan bahwa secara in vivo, tidak ada perbedaan beban tulang belakang ( spinal loads ) antara stoop lifting dan squat lifting . Pada studi lain, Coenen dkk meneliti pengaruh abdominal bracing terhadap aktivitas otot-otot trunk...

Mitos & Fakta Mengenai Angkat-Angkut Barang

Pemikiran Baru Tentang Nyeri Punggung Non-Traumatik